D'jomblo 1

Enjoy the momment

Senin, 06 Agustus 2012

Film Recomendasi Buat D'jomblo1ners

You Are The Apple of My Eye (2011)


Ching-Teng Ko:  “ In fact, when you really like a girl, you’d be happy for her. When you see her finding her Mr. Right,  you will want them to be together and to live happily ever after “
Kisahnya sudah pernah ada. Ini adalah cerita tentang masa-masa SMU yang konon dianggap menjadi salah satu fragmen kehidupan paling menyenangkan buat kebanyakan orang yang pernah merasakannya, termasuk cerita lain dibalik setiap buku-buku pelajaran, guru-guru galak dan ujian yang menyebalkan seperti cerita tentang persahabatan dan cinta, misalnya sekedar naksir kepada murid tercantik di kelasmu, seperti yang dilakukan 5 sahabat ini. Tapi diantara kelima remaja tanggung itu hanya Ko Ching-teng (Ko Chen-tung) yang beruntung berhasil mengambil hati Shen Chia-yi (Michelle Chen) yang pintar dan cantik itu, padahal Ching-teng sendiri adalah siswa bandel nan malas.
Pertanyaanya adalah apa yang membuat You Are The Apple of My Eye sampai menjadi film berbahasa mandarin terlaris di Hong-Kong, bahkan mampu mengalahkan keperkasaan Kung-Fu Hustle? Entahlah, mungkin saja karena ia sangat beruntung atau sederhana saja, karena film Giddens Ko ini memang bagus. Tapi bagus atau tidaknya itu memang relatif, buat saya, secara cerita tentang anak laki-laki bertemu dengan anak perempuan dengan setting SMU memang terlalu familiar, tapi mengingat ini bersetting di Taiwan yang notabene budaya dan pergaulan remajanya tidak berbeda terlalu jauh dengan kita You Are The Apple of My Eye menjadi terasa akrab buat saya atau siapa saja yang pernah merasakan manisnya masa-masa SMU itu, sama seperti yang sudah pernah dilakukan Thailand dengan A Crazy Little Thing Called Love-nya atau Indonesia dengan Ada Apa dengan Cinta?-nya, jujur saya menyukainya, apalagi  ini adalah sebuah semi-autobiografi yang diangkat dari cerita masa remaja Giddens Ko yang lalu dijadikannya novel berjudul  The Girl We Chased Together in Those Years  hingga kemudian ia nekad menjadikannya sebuah film layar lebar pertamanya.

Salah satu pengalaman paling universal di dunia ini adalah persahabatan dan cinta. Hampir semua orang (kecuali manusia aneh yang benci bersosialisasi) pasti pernah mengalami indahnya masa-masa di SMU. Karena alasan itulah banyak sekali media mengangkat masa-masa tersebut mulai dari novel Indonesia Gita Cinta SMA sampai film hit Thailand Crazy Little Thing Called Love. Taiwan pun menggarap film yang menjadi hit di kalangan Asia Timur dan Singapore tahun lalu dengan film berjudul You Are the Apple of My Eye berjudul Mandarin “Na Xie Nian, Wo Men Yi Qi Zhui De Nv Hai“. Yang berbeda dari kisah-kisah SMU lainnya, film ini diangkat dari kisah nyata!

Ko Ching-teng adalah remaja Taiwan yang normal. Dia sedikit badung, gemarnya membaca komik di kelas (bahkan gosip tentang mangaka Inoue Takehiko), sampai ngefans berat dengan Bruce Lee. Di antara gengnya Ko Ching-teng, cuma dia seorang yang tidak naksir dengan si bunga kelas Shen Jia-yi. Kebadungan Ching-teng ini entah bagaimana justru berhasil memikat perhatian dari Jia-yi karena kebetulan. Perlahan tapi pasti keduanya pun saling suka, berawal dari persahabatan dan berujung pada cinta. Akan tetapi Ching-teng tidak pernah berani menyatakan perasaannya kepada Jia-yi. Lantas bagaimana akhir dari hubungan keduanya?

Karakter Ko Ching-teng dalam film ini di kehidupan nyata adalah Giddens Ko, sutradara sekaligus penulis naskah film ini. Film ini bersifat semi-biografi dan dilakukan dengan pengubahan-pengubahan seperlunya oleh Giddens. Mungkin karena itulah film ini terasa begitu dekat dengan penonton. Siapa sih di antara kita yang tak pernah mengalami cinta pertama masa kecil atau sama-sama mengejar bunga kelas? Masa-masa ketika mereka semua masih bersekolah di SMU memang merupakan poin-poin terkuat bagi film ini. Sayangnya setelah lulus dari SMU dan memasuki paruh keduanya, film ini menjadi kedodoran dan kehilangan fokus.

Mengingat setiap karakter geng Ko Ching-teng harus pergi ke universitas yang berbeda-beda, kadar humor di film ini pun jadi turun tanpa keberadaan mereka bersama-sama. Yah, apa boleh buat. Ini disebabkan karena film ini berusaha mengikuti kisah aslinya sedekat mungkin. Pacing makin terasa melompat-lompat memasuki act penutupnya karena mendadak saja beberapa tahun sudah berlalu begitu saja. Untungnya sebelum film benar-benar melenceng keluar rel, Giddens Ko menutupnya dengan adegan pernikahan yang benar-benar manis. Ending yang mengharu-biru ini rasanya bisa membuat menangis kalian-kalian yang pernah ada di posisi Jia-yi maupun Ching-teng (and I bet some of you have this experience!).
Deretan casting yang bermain di film ini mampu menghidupkan peran-peran mereka dengan sangat baik sebagai anak-anak SMU (walaupun tampang mereka mayoritas sudah tak mendukung). Salut utamanya untuk aktor Ko Chen-tung dan Michelle Chen yang punya chemistry apik sebagai Ching-teng dan Jia-yi. Salut tambahan untuk Michelle Chen. Kalian mungkin tidak percaya kalau menonton film ini tetapi ia sudah berusia 29 tahun! Sulit dipercaya bukan wajahnya masih sangat baby face dan mampu berperan sebagai gadis SMU yang manis begitu? Hal positif lain yang layak dicermati dari film ini adalah deretan soundtracknya. Variasi lagu dari upbeat sampai slow mellow membantu menggiring mood penonton makin menghayati (dan nostalgia) pada kisah sableng para anak-anak SMU ini.


Yang menarik, meskipun masih tergolong corny, narasinya tidak sampai berakhir begitu saja seperti sinopsis pendek di atas tapi berlanjut secara periodik di mulai dari flashback kemudian berlanjut dari tahun ke tahun, mulai masa SMU kemudian masa kuliah dan masa setelah itu yang kebanyakan diambil dari sudut pandang karakter Ko Ching-teng. Setiap bagian mengambarkan pasang surut hubungannya dengan Shen Chia-yi, dan bagaimana Ching-teng  terjebak dalam sifat kekanak-kanakannya itu. Tentu saja sebagai sebuah romansa remaja You Are The Apple of My Eye punya momen-momen menariknya, seperti kehidupan, ada yang manis, misalnya adegan-adegan yang melibatkan Chia-yi dan Ching-teng sampai yang konyol dan bodoh seperti banyaknya adegan-adegan masturbasi  dan  beberapa humor-humor jorok ala remaja pria yang beberapa diantaranya sedikit dipaksakan untuk lucu. Apa yang kemudian paling saya suka adalah bagaimana You Are The Apple of My Eye ini berakhir. Endingnya bagus, campuran antara realita pahit, kebahagian, kedewasaan dan kesedihan dengan sebuah momen kocak yang membuatnya terasa spesial.
Meskipun jauh dari kata sempurna namun You Are The Apple of My Eye bisa jadi sebuah drama romantis coming of age yang langsung membuat para penonton remajanya jatuh cinta. Cerita sederhana tentang pahit-manisnya cinta, kenakalan masa-masa SMU dan perjalanan mencari sebuah kedewasaan dengan sedikit komedi terhampar dengan baik di sepanjang 109 menit. Ditambah karakter- karakternya yang loveable plus ending yang membekas menjadikan You Are The Apple of My Eye sebuah tontonan menyenangkan buat siapa saja yang pernah merasakan manisnya apa itu yang disebut ‘cinta monyet’.



Trailernya

Plus

+Periodic love story yang menarik.
+ Ending yang menyentuh dan realistis.
+ Chemistry bagus.
+ Efek nostalgia masa-masa SMU.
+ Djomblo1'ers pasti dijamin bakal inget ke seseorang yangmungkin pernah menghiasi masa indah.

Minus

(-) Naskahnya usang.
(-) Beberapa komedinya terasa dipaksakan dan garing.
(-) Karakter-karakter pendukung yang tidak berkembang.
Share/Bookmark

3 comments:

ghozi_li-polban mengatakan...

kemane aje lu min..:d: tara Updet.. Kirain Geus PAEH.. WKWKWKWKW :k:

Anonim mengatakan...

wah,ane ngeliat shen jia yi yang asli jelek banget

Unknown mengatakan...

kenapa harus ending nya jelek bnget.. masak tokoh utama harua menikah sama tokoh figuran?

bikin gak srek banget di haty.. sampai mikirin 3 hari 3 mlam

Posting Komentar

Sponsor

DonkeyMails.com: No Minimum Payout

ads

http://www.emailcashpro.com
 

Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini (Info Blog)