Ching-Teng Ko:
“ In fact, when you really like a girl, you’d be happy for her. When you
see her finding her Mr. Right, you will want them to be together and
to live happily ever after “
Kisahnya sudah pernah ada. Ini adalah
cerita tentang masa-masa SMU yang konon dianggap menjadi salah satu
fragmen kehidupan paling menyenangkan buat kebanyakan orang yang pernah
merasakannya, termasuk cerita lain dibalik setiap buku-buku pelajaran,
guru-guru galak dan ujian yang menyebalkan seperti cerita tentang
persahabatan dan cinta, misalnya sekedar naksir kepada murid tercantik
di kelasmu, seperti yang dilakukan 5 sahabat ini. Tapi diantara kelima
remaja tanggung itu hanya Ko Ching-teng (Ko Chen-tung) yang beruntung
berhasil mengambil hati Shen Chia-yi (Michelle Chen) yang pintar dan
cantik itu, padahal Ching-teng sendiri adalah siswa bandel nan malas.
Pertanyaanya adalah apa yang membuat You Are The Apple of My Eye sampai menjadi film berbahasa mandarin terlaris di Hong-Kong, bahkan mampu mengalahkan keperkasaan Kung-Fu Hustle?
Entahlah, mungkin saja karena ia sangat beruntung atau sederhana saja,
karena film Giddens Ko ini memang bagus. Tapi bagus atau tidaknya itu
memang relatif, buat saya, secara cerita tentang anak laki-laki bertemu
dengan anak perempuan dengan setting SMU memang terlalu familiar, tapi
mengingat ini bersetting di Taiwan yang notabene budaya dan pergaulan
remajanya tidak berbeda terlalu jauh dengan kita You Are The Apple of My Eye menjadi
terasa akrab buat saya atau siapa saja yang pernah merasakan manisnya
masa-masa SMU itu, sama seperti yang sudah pernah dilakukan Thailand
denganA Crazy Little Thing Called Love-nya atau Indonesia dengan Ada Apa dengan Cinta?-nya,
jujur saya menyukainya, apalagi ini adalah sebuah semi-autobiografi
yang diangkat dari cerita masa remaja Giddens Ko yang lalu dijadikannya
novel berjudul The Girl We Chased Together in Those Years hingga kemudian ia nekad menjadikannya sebuah film layar lebar pertamanya.
Salah
satu pengalaman paling universal di dunia ini adalah persahabatan dan
cinta. Hampir semua orang (kecuali manusia aneh yang benci
bersosialisasi) pasti pernah mengalami indahnya masa-masa di SMU. Karena
alasan itulah banyak sekali media mengangkat masa-masa tersebut mulai
dari novel Indonesia Gita Cinta SMA sampai film hit Thailand Crazy Little Thing Called Love. Taiwan pun menggarap film yang menjadi hit di kalangan Asia Timur dan Singapore tahun lalu dengan film berjudul You Are the Apple of My Eye berjudul Mandarin “Na Xie Nian, Wo Men Yi Qi Zhui De Nv Hai“. Yang berbeda dari kisah-kisah SMU lainnya, film ini diangkat dari kisah nyata!
Ko
Ching-teng adalah remaja Taiwan yang normal. Dia sedikit badung,
gemarnya membaca komik di kelas (bahkan gosip tentang mangaka Inoue
Takehiko), sampai ngefans berat dengan Bruce Lee. Di antara gengnya Ko
Ching-teng, cuma dia seorang yang tidak naksir dengan si bunga kelas
Shen Jia-yi. Kebadungan Ching-teng ini entah bagaimana justru berhasil
memikat perhatian dari Jia-yi karena kebetulan. Perlahan tapi pasti
keduanya pun saling suka, berawal dari persahabatan dan berujung pada
cinta. Akan tetapi Ching-teng tidak pernah berani menyatakan perasaannya
kepada Jia-yi. Lantas bagaimana akhir dari hubungan keduanya?
Karakter Ko
Ching-teng dalam film ini di kehidupan nyata adalah Giddens Ko,
sutradara sekaligus penulis naskah film ini. Film ini bersifat
semi-biografi dan dilakukan dengan pengubahan-pengubahan seperlunya oleh
Giddens. Mungkin karena itulah film ini terasa begitu dekat dengan
penonton. Siapa sih di antara kita yang tak pernah mengalami cinta
pertama masa kecil atau sama-sama mengejar bunga kelas? Masa-masa ketika
mereka semua masih bersekolah di SMU memang merupakan poin-poin terkuat
bagi film ini. Sayangnya setelah lulus dari SMU dan memasuki paruh
keduanya, film ini menjadi kedodoran dan kehilangan fokus.
Mengingat
setiap karakter geng Ko Ching-teng harus pergi ke universitas yang
berbeda-beda, kadar humor di film ini pun jadi turun tanpa keberadaan
mereka bersama-sama. Yah, apa boleh buat. Ini disebabkan karena film ini
berusaha mengikuti kisah aslinya sedekat mungkin. Pacing makin terasa
melompat-lompat memasuki act penutupnya karena mendadak saja beberapa
tahun sudah berlalu begitu saja. Untungnya sebelum film benar-benar
melenceng keluar rel, Giddens Ko menutupnya dengan adegan pernikahan
yang benar-benar manis. Ending yang mengharu-biru ini rasanya bisa
membuat menangis kalian-kalian yang pernah ada di posisi Jia-yi maupun
Ching-teng (and I bet some of you have this experience!).
Deretan casting
yang bermain di film ini mampu menghidupkan peran-peran mereka dengan
sangat baik sebagai anak-anak SMU (walaupun tampang mereka mayoritas
sudah tak mendukung). Salut utamanya untuk aktor Ko Chen-tung dan
Michelle Chen yang punya chemistry apik sebagai Ching-teng dan Jia-yi.
Salut tambahan untuk Michelle Chen. Kalian mungkin tidak percaya kalau
menonton film ini tetapi ia sudah berusia 29 tahun! Sulit dipercaya
bukan wajahnya masih sangat baby face dan mampu berperan sebagai gadis
SMU yang manis begitu? Hal positif lain yang layak dicermati dari film
ini adalah deretan soundtracknya. Variasi lagu dari upbeat sampai slow
mellow membantu menggiring mood penonton makin menghayati (dan
nostalgia) pada kisah sableng para anak-anak SMU ini.
Yang menarik, meskipun masih tergolong corny, narasinya tidak sampai berakhir begitu saja seperti sinopsis pendek di atas tapi berlanjut secara periodik di mulai dari flashback
kemudian berlanjut dari tahun ke tahun, mulai masa SMU kemudian masa
kuliah dan masa setelah itu yang kebanyakan diambil dari sudut pandang
karakter Ko Ching-teng. Setiap bagian mengambarkan pasang surut
hubungannya dengan Shen Chia-yi, dan bagaimana Ching-teng terjebak
dalam sifat kekanak-kanakannya itu. Tentu saja sebagai sebuah romansa
remaja You Are The Apple of My Eye punya momen-momen
menariknya, seperti kehidupan, ada yang manis, misalnya adegan-adegan
yang melibatkan Chia-yi dan Ching-teng sampai yang konyol dan bodoh
seperti banyaknya adegan-adegan masturbasi dan beberapa humor-humor
jorok ala remaja pria yang beberapa diantaranya sedikit dipaksakan untuk
lucu. Apa yang kemudian paling saya suka adalah bagaimana You Are The Apple of My Eye
ini berakhir. Endingnya bagus, campuran antara realita pahit,
kebahagian, kedewasaan dan kesedihan dengan sebuah momen kocak yang
membuatnya terasa spesial.
Meskipun jauh dari kata sempurna namun You Are The Apple of My Eye bisa jadi sebuah drama romantis coming of age
yang langsung membuat para penonton remajanya jatuh cinta. Cerita
sederhana tentang pahit-manisnya cinta, kenakalan masa-masa SMU dan
perjalanan mencari sebuah kedewasaan dengan sedikit komedi terhampar
dengan baik di sepanjang 109 menit. Ditambah karakter- karakternya yang loveableplus ending yang membekas menjadikan You Are The Apple of My Eye sebuah tontonan menyenangkan buat siapa saja yang pernah merasakan manisnya apa itu yang disebut ‘cinta monyet’.
Trailernya
Plus
+Periodic love story yang menarik. + Ending yang menyentuh dan realistis. + Chemistry bagus. + Efek nostalgia masa-masa SMU.
+ Djomblo1'ers pasti dijamin bakal inget ke seseorang yangmungkin pernah menghiasi masa indah.
Minus
(-) Naskahnya usang. (-) Beberapa komedinya terasa dipaksakan dan garing. (-) Karakter-karakter pendukung yang tidak berkembang.
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama
Dan Karena pendekatan yang tekun,
Cinta adalah akar kecocokan jiwa
dan jika itu tidak pernah ada,....
Cinta takkan pernah tercipta dalam hitungan tahun,
bahkan milenia....
*** Khalil Gibran***
Ya Robbi, Ya Ilahi Haruskah aku bermain dengan perasaan ini Rasa yang sulit kumengerti Kenapa aku harus memiliki rasa Hingga aku menjadi tersiksa Mengapa kau berikan aku mata hingga aku ingin selalu melihatnya kenapa kau beriku ucap namun sulit tukku ungkap Menuju ruang kosong tak tentu arah meniti haluan yang tak pasti
“Cinta sejati tidak hanya menerima, namun lebih pada memberi”
“Kekuatan Cinta dan Emosi adalah Salah Satu Kekuatan Terbesar yang setiap orang miliki, Yang bisa menggetarkan Dunia”
“Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi sungguh lebih menyakitkan mencintai seseorang tetapi tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkannya”
“Kadangkala cinta tidak terasa ketika cinta itu selalu ada, namun ketika cinta itu sendiri menghilang, barulah engkau akan merasakannya betapa berharganya cinta itu”
“Satu-satunya cara untuk dicintai adalah dengan memberikan cinta yang tulus pada orang yang anda cintai”
My puisi
Jauh... Pa kah bner2 jauh... Dkat... Pa prnh sdkat ni... Sepi... Pa z sesunyi Ni... Aq rindu,kau pun rindu. Aq cnta,kau pun cnta. Aq ada,kau Pun ada. Qt sjalan,mnyatu dlam Harmoni. Tp itu dlu. G'hr ni g'skrng g'esok. Hr ni Q ttap Rindu u/km. Skrng Q ttap cinta u/km. Esok Q ttap ada u/km. Tp km g'prnah merindukan Q. Tp km g'prnah mencintai Q. Tp km g'prnah ada u/Q. Pa ini...Hanya ini...Cuma ini...G'da yg Lain...Tanpa blazan... Bodohx Q msih menginginkan mu... Bodoh bngt... Tp yg Q taw... Q slalu MENGHARAPMU kmbali.
========================================
meski ku jauh.....bagai menghilang....sulit brtemu n saling pandang....q kan mnjaga...(^_^)
wlau sakit q brusaha snyum...wlau sidih q brusaha tertawa...wlau sndiri d sna q tetap bhagia...krna apa...???
Entah penantianku takkan sia-sia Dan berikan satu jawaban pasti Entah sampai kapan aku harus bertahan Saat kau jauh disana rasa cemburu Merasuk kedalam pikiranku melayang Tak tentu arah tentang dirimu Apakah sama yang kau rasakan ???
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Hem.... sepertinya ada yg mencoba ngehapus keberadaAn Q Dr ingatan seseorang za...
3 comments:
kemane aje lu min..:d: tara Updet.. Kirain Geus PAEH.. WKWKWKWKW :k:
wah,ane ngeliat shen jia yi yang asli jelek banget
kenapa harus ending nya jelek bnget.. masak tokoh utama harua menikah sama tokoh figuran?
bikin gak srek banget di haty.. sampai mikirin 3 hari 3 mlam
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j:
Posting Komentar